PANGANDARAN - Pemkab Pangandaran dinilai sukses dalam penanganan Covid-19, sehingga Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata diundang Kementerian Kominfo melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sebagai narasumber forum dialog virtual.
Dialog produktif semangat Selasa yang bertemakan "Strategi Pemerintah Di Saat Penurunan Level PPKM" ditayangkan secara live di YouTube FMB91D_IKP pada Selasa, 12 Oktober 2021 pukul 14.00 hingga 15.00 WIB itu dihadiri oleh Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Alexander Ginting bersama Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma.
Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata dalam paparannya menyampaikan bahwa, persoalannya itu bukan pada leveling saja, akan tetapi bagaimana kita harus melindungi warga Pangandaran dari pandemi Covid-19 ini. Karena kalau terjebak pada angka, kita hanya mencapai itu, " kata jeje.
Menurutnya, angka harian di Kab pangandaran sudah sangat rendah. Namun dirinya menghimbau agar kita tidak boleh euforia dulu, sekolah pun berjalan, wisata sudah dibuka, pasar, tempat ibadah, dan acara hajatan pun sudah diperbolehkan dengan syarat patuh dan taat pada protokol kesehatan.
"Karena kita ingin melindungi masyarakat dari virus Covid-19, testing akan kita tingkatkan, Kalau kita hanya mencari dari kontak erat saja, tentunya itu sedikit. Namun kita akan lakukan screening, " kata Jeje.
Soal pembukaan objek wisata, pemerintah bersama polisi sudah melakukan uji coba. " ketika itu kita sempat ditegur dan diperingati oleh pak menko Luhut panjaitan. ya kita langsung lakukan evaluasi.
Pembukaan objek Wisata itu memang sesuatu yang dilematis. Kalau dibuka, kita takut akan ada lonjakan kasus. Tapi kita cari formula. Pertama, pelaku wisata 90 persen divaksin dulu. Jika tidak, objek wisatanya kita tutup lagi.
Lalu agar tidak ada kerumunan, ya kita atur juga. Kita terus woro-woro agar terus gunakan masker, " ujarnya.
Kata Jeje, sekarang animo masyarakat terhadap vaksinasi sudah tinggi. " ya karena saya turun terus mengawasi dan edukasi masyarakat agar bersedia di vaksin, " ujarnya.
Begitu juga sekolah, pihaknya sudah melakukan testing secara acak di tiap sekolah. Ke depan, tempat kerumunan juga akan dilakukan testing.
"Kalau hanya dari kontak erat, itu sedikit. Kita ingin memastikan semua aman. Pokoknya kita tangani mulai dari hulu sampai ke hilir, " sebutnya.
Dalam dialognya, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting menyampaikan, bahwa angka kasus positif di Indonesia sudah sangat jauh menurun. Begitu juga dengan angka keterisian rumah sakit sudah di bawah 10 persen.
Tapi kita harus tetap melaksanakan PPKM dengan harapan mobilitas tetap terkendali. PPKM tidak boleh berhenti, meski positif rate sudah di bawah 5 persen. Karena virus Covid-19 masih ada di masyarakat, " ungkap Ginting.
PPKM adalah instrumen yang digunakan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. "Sudah terbukti hasilnya. Namun kita tidak boleh lengah, semua harus menjaga dan mengawal. Apa yang sudah kita capai tak boleh naik lagi kasusnya, " kata Ginting.
Dan ini menurut Ginting harus diiringi dengan pemulihan ekonomi. Dengan demikian, pemulihan kesehatan diiringi pemulihan ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan."Kita lihat, di negara tetangga masih terjadi lonjakan. Padahal disana infrastruktur sudah baik, " ujarnya.
Ginting juga mengatakan, pelonggaran akan tetap disesuaikan dengan pencapaian daerah dalam menangani Covid. Kata Ginting, ada banyak faktor, seperti kasus harian, BOR, dan cakupan vaksinasi.Lanjut dia, cakupan vaksinasi juga harus disesuaikan dengan budaya lokal. Misalnya komunitas masyarakat nelayan berbeda dengan petani. Itu harus disesuaikan."Kontak tracing juga harus terus dilaksanakan. Agar kita bisa mengetahui sejauh mana kasus Covid-19 yang tersebar di masyarakat, " kata Ginting, seraya dirinya menyarankan agar mengikuti pesan dari Presiden Joko Widodo, yakni 3M, 3T dan Vaksinasi.
Sementara Sekjen Persi, Lia G Partakusuma menyampaikan, dirinya memberikan apresiasi kepada Bupati Pangandaran yang sudah berhasil menurunkan angka kasus di Kab Pangandaran.
Intinya penanganan covid-19 harus bersama. Rumah sakit itu hanya ujungnya. Kalau di hulu sudah ditangani dengan baik, tidak perlu lagi ke rumah sakit, " kata Lia.Kata Lia, saat ini rata-rata BOR sudah di bawah 10 persen. Namun jangan euforia dan lengah, karena masih ada daerah yang BOR nya di atas 20 persen."Kita juga terus memantau angka kematian yang masih fluktuatif 2-3 persen. Kita tetap waspada. Apalagi kita kembali membuka layanan pasien non-Covid-19. Tugas kita memilah mana pasien Covid-19 dan non-Covid-19, " ujar Lia.
Menurut Lia, kasus yang terbanyak, 85 persen pasien Covid-19 yang masuk ICU adalah yang belum divaksin. Karenanya, vaksinasi itu wajib."Karena kalau sudah divaksin, gejalanya menjadi berat akan bisa diminimalisir, " kata Lia.(***)